BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Dewasa
ini kata optimis dan pesimis merupakan kata yang sudah sangat akrab kita
dengar. Keduanya hampir tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan masa kini. Dan
hampir semua orang pernah mengalami hal tersebut.
Begitu
pula dengan dunia pendidikan di Indonesia, sikap optimis dan pesimis selalu
mewarnai jalannya proses pendidikan. Seperti yang terjadi pada kurikulum akhir-akhir
ini, yang bisa dikatakan sudah menjadi tradisi ketika ganti Menteri maka akan
ganti juga kurikulumnya. Dengan adanya perubahan kurikulum tersebut tidak
sedikit menimbulkan pro dan kontra, ada yang optimis jika kurikulum baru bisa
lebih memajukan pendidikan di Indonesia dan ada juga yang pesimis. Sikap
tersebut sangat wajar karena di Indonesia terdapat beragam suku, agama, budaya,
bahasa, dan lain sebagainya sehingga tidak mudah untuk menjalankan kurikulum
baru apalagi pada lingkup negara yang sangat luas.
Dan di
dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai sikap optimis dan pesimis
tetapi masih dalam lingkup yang lebih umum. Pembahasannya meliputi pengertian,
ciri-ciri, dan dampak optimisme dan pesimisme, serta langkah-langkah untuk
menumbuhkan sikap optimis dan menghilangkan sikap pesimis.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana
pengertian optimisme dan pesimisme?
2.
Bagaimana
ciri-ciri orang yang memiliki sifat optimis dan pesimis?
3.
Apa saja
dampak dari sikap optimis dan pesimis?
4.
Bagaimana
cara menumbuhkan sikap optimis dan menghilangkan sikap pesimis?
C.
Tujuan
Penulisan
1.
Mengetahui
pengertian optimisme dan pesimisme.
2.
Mengetahui
ciri-ciri orang yang memiliki sifat optimis dan pesimis.
3.
Mengetahui
dampak dari sikap optimis dan pesimis.
4.
Mengetahui
cara menumbuhkan sikap optimis dan mengilangkan sikap pesimis.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Optimisme dan Pesimisme
Optimisme
berasal dari bahasa latin optimus (yang terbaik). Berikut beberapa
pengertian optimisme, yaitu:
1.
Pandangan
bahwa segala sesuatu diatur demi yang terbaik.
2.
Dalam
pengertian psikologis, optimisme merupakan sikap pikiran yang condong melihat
segala sesuatu dari seginya yang baik.
3.
Dalam
pengertian metafisik, optimisme merupakan pandangan bahwa dunia yang sekarang
ini sebagai ekspresi kebijaksanaan dan kebaikan Allah, merupakan yang terbaik
dari semua dunia yang mungkin ada.[1]
Optimisme
adalah doktrin hidup yang mengajari kita untuk meyakini adanya kehidupan yang
lebih baik buat kita (punya harapan). Orang optimis adalah orang yang yakin (dengan
alasan-aalsan yang dimilikinya) bahwa ada kehidupan yang lebih baik dihari
esok. Optimisme berarti kecenderungan batin untuk merencanakan aksi, peristiwa,
atau hasil yang lebih baik. Optimisme berarti menjalankan apa yang kita yakini
atau apa yang dibutuhkan oleh harapan kita.[2]
Pesimisme
berasal dari bahasa Latin pessimus yang artinya terburuk. Pesimis adalah
kecenderungan memandang segala sesuatu dari segi yang buruk dan segi yang tidak
mengandung harapan. Dari segi psikologis, pesimisme merupakan sikap umum yang
mendorong orang melihat sisi buruk dari segala sesuatu. Sedangkan dari segi
metafisik, pesimisme merupakan pandangan yang mengatakan bahwa hakikat segala
sesuatu pada dasarnya ialah kejahatan atau sesuatu yang negatif.[3]
Ungkapan gelas setengah penuh
dan setengah kosong digunakan untuk cara pandang orang yang optimistic dan
orang yang pesimistik. Bagi orang optimistic, gelas yang berisi air sampai setengah dipandang sebagai
setengah penuh. Sedangkan bagi orang pesimistik gelas tersebut dianggap sebagai
setengah kosong. Ungkapan tersebut menerangkan bahwa situasi yang sama bisa
dipandang berbeda. Apabila si optimis mempunyai banyak masalah maka ia akan
memandangnya dengan positif. Berbeda dengan si pemisis yang memandangnya
sebagai kesialan.
Menurut laporan dalam
epidemilogi, pesimis yang stress berkemungkinan 4 kali lebih tinggi terserang
pilek daripada orang optimis. Bahkan dalam berbagai penelitian juga menunjukkan
bahwa stress dapat mengganggu system imun dan mengakibatkan kita lebih rentan
terhadap virus.[4]
B.
Ciri-ciri
Orang yang Optimis dan Pesimis
Ciri-ciri
orang yang optimis:
1.
Melihat
kesulitan sebagai ujian menuju kesuksesan bukan sebuah kegagalan.
2.
Orang
optimis selalu bersemangat dalam meraih cita-citanya dengan bekerja keras
secara cerdas untuk menghasilkan suatu yang terbaik.
3.
Orang
yang optimis mampu melihat peluang dibalik tantangan, kesempatan dibalik
kesempitan, kemudahan dibalik kesulitan, dan dia selalu bergairah untuk
berjuang mewujudkannya.[5]
4.
Mempunyai
perasaan yang bagus terhadap dirinya.
5.
Mempunyai
fokus langkah yang selektif, sasaran usaha yang jelas.
6.
Memiliki
bentuk keyakinan yang membangkitkan.
7.
Memiliki
perasaan diberkati rahmat Tuhan dan mampu menikmati hidup.
8.
Mampu
menggunakan akal sehat dalam menghadapi tang tangan hidup.[6]
Ciri-ciri
orang yang pesimis:[7]
1.
Jika
berbuat salah, memberi label atau gelar yang buruk pada diri sendiri.
2.
Jika
tidak berhasil melakukan sebuah pekerjaan, lebih suka melihat hal-hal negatif
ketimbang hal-hal positif.
3.
Jika
melakukan kesalahan kecil, akan membesar-besarkan atau melebih-lebihkan.
4.
Mudah
curiga. Contoh jika sms anda tidak dibalas oleh kawan yang anda kirimi, anda
langsung memvonis bahwa kawan itu tidak suka lagi, meremehkan anda atau tidak
mau diganggu.
5.
Melihat
hidup ini hanya hitam dan putih. Orang pesimis menganggap bahwa hidup ini hanya
ada gagal atau berhasil, suka atau tidak suka, benci atau rindu, iya atau
tidak.
6.
Jika ada
kejadian yang beruntun dan kompleks mudah dan cepat sekali mengambil
kesimpulan.
7.
Melakukan
over generalisasi yang negatif. Maksudnya seseorang yang pesimis menganggap
bahwa orang yang pernah melakukan kesalahan pada dirinya akan melakukan hal
yang sama seterusnya.
8.
Lebih
cenderung mencari untung untuk diri sendiri.
C.
Dampak Optimisme
dan Pesimisme
1.
Dampak
Sikap Optimis
Optimis merupakan sikap manusia yang selalu
didominasi oleh pikiran positif dan melihat segala sesuatu dengan sudut pandang
yang terbaik. Berikut adalah dampak dari bersikap optimis :[8]
a.
Mendapat
energi positif (dorongan). Harapan dibutuhkan untuk mengeluarkan energi
positif. Harapan yang bagus akan memunculkan energi dorongan yang lebih bagus.
Kehidupan yang lebih bagus tidak dapat diwujudkan dengan hanya harapan, namaun
untuk meraihnya dibutuhkan harapan yang bagus. Orang yang memiliki sikap
optimis selalu mempunyai harapan dalam hidupbya dan dibuktikan dengan tindakan
yang sebaik-baiknya.
b.
Tidak
takut dalam menghadapi masalah. Orang yang optimis Memiliki perlawanan dan
kemauan yang kuat untuk menyelesaikan masalah atau hamabatan, dan berkeyakinan
kuat bahwa dirinya akan berhasil.
c.
Dapat
menerima fakta hidup dengan kesadaran tanapa banyak mengeluh maupun protes.
2. Dampak Sikap Pesimis
Pesimis adalah sikap
manusia yang selalu didominasi oleh pikiran negatif, melihat segala sesuatu
dengan fokus pada hal buruk dan jahat. Berikut adalah dampak dari orang yang
memiliki sikap pesimis :
a. Ketika mengalami kepedihan atau musibah, orang
cenderung menjadi peka. Pada saat itu pesimisme dapat muncul sebagai akibat
pemberontakan yang kuat dalam emosi dan perasaan seseorang. Pesimisme yang
memasuki pikiran dengan cara ini meninggalkan pengaruhnya pada proses pemikiran
orang.
b. Orang yang menderita pesimisme jelas mengalami rasa
sepi dan curiga ketika berurusan dengan orang lain. Sebagai akibat situasi yang
tak memuaskan itu, orang ini menghancurkan kemampuannya untuk berkembang dan
maju dan, dengan begitu, menakdirkan dirinya pada kehidupan yang tak
diinginkan. Berdasarkan fakta-fakta ini, pesimisme merupakan faktor utama dalam
kasus bunuh diri.
c. Keindahan ciptaan tidak terwujud di mata orang
pesimisme. Selain itu, kebahagiaan akan tampil kepadanya dalam busana kebosanan
dan nestapa. Orang yang pikirannya menjadi demikian negatif akan kehilangan
segala keuntungan dari kemampuannya, karena dengan khayalannya orang pesimis
akan menyia-nyiakan hidupnya dan lupa akan manfaat-manfaat besar yang akan
dicapainya.
D. Langkah-Langkah Menumbuhkan Sikap Optimis dan
Menghilangkan Sikap Pesimis
Langkah Menumbuhkan Sikap Optimis antara lain sebagai berikut :
1. Pusatkan terus pada yang positif. Dalam menghadapi
segala permasalahan maka berpikir positif akan lebih memusatkan perhatian pada
suatu permasalahan atau keadaan yang bagaimana yang harus terjadi.
2. Bergabung dengan orang yang positif. Gunakan waktu
untuk bersama dengan orang-orang yang punya hasrat dan tekad yang sama untuk
sukses.[9]
3.
Temukan hal-hal positif dari pengalaman kita di masa lalu.
4. Tata kembali target yang hendak
kita capai.
5. Pecah target besar menjadi
target-target kecil yang segera dapat dilihat keberhasilannya.
6. Bertawakallah kepada Allah setelah
melakukan ikhtiar.
7. Ubah pandangan diri kita terhadap
kegagalan.
Langkah menghilangkan
sikap pesimis adalah sebagai berikut:[11]
1. Bangun sikap optimis.
2. Hilangkan sikap ragu dalam diri Tentukan
tujuan hidup sebenarnya.
3. Kuatkan iman dalam diri.
4. Percaya pada Allah SWT, bahwa Allah akan
selalu menolong kita dalam kondisi apapun
BAB III
ANALISIS
Optimisme
merupakan suatu pandangan yang melihat segala sesuatu dari segi baiknya.
Sedangkan pesimisme adalah pandangan yang melihat segala sesuatu dari sisi
buruknya.
Menjadi
optimis dan pesimis itu ada perbedaan dalam menghadapi kenyataan. Orang yang pesimis
adalah orang yang sudah mempersiapkan diri untuk keadaan yang buruk, sementara
orang yang optimis adalah orang yang sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi
hal-hal baik. Seorang yang pesimis sudah menempatkan dirinya pada posisi jatuh.
Optimisme
dan pesimisme memilki ciri-ciri yang berbeda dalam memandang hidup dan
menghadapi masalah. Orang optimis selalu menganggap semua masalah adalah ujian
untuk hidupnya agar lebih baik, sedangkan orang pesimis dalam menghadapi
masalah mengganggap masalah sebagai takdir buruk yang terjadi padanya.
Sikap
optimis dan pesimis sangat mempengaruhi kesehatan tubuh. Karena orang pesimis
mudah mengalami depresi dan stress dan hidupnya penuh dengan tekanan. Berbeda
dengan orang optimis yang mempunyai pola hidup yang positif dan kesehatan
mentalnya terjaga.
Menumbuhkan
sikap optimis dan menghilangkan sikap pesimis tidak mudah, namun jika
langkah-langkah yang ada dilakukan dengan kemauan yang sungguh-sungguh dan
terus-menerus pasti bisa tecapai.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Optimisme
merupakan sikap pikiran yang condong melihat segala sesuatu dari seginya yang
baik. Pesimisme merupakan sikap umum yang mendorong orang melihat sisi buruk
dari segala sesuatu. Pola hidup optimisme dan pesimisme berbeda, di saat
terjadi sesuatu yang buruk orang optimis tidak menyalahkan dirinya. Karena dia
selalu percaya bahwa kejadian buruk akan diikuti dengan kejadian yang
menyenangkan. Sebaliknya orang yang pesimis menganggap kejadian buruk akan
menghancurkan hidupnya untuk selamanya.
DAFTAR
PUSTAKA
Bagus, Lorens, Kamus Filsafat, Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama,1996.
el-Bantanie,
M. Syafi’ie, Cara Nyata Mempercepat Pertolongan Allah, Jakarta: Wahyu
Media, 2009.
Pangkalan Ide, Imunisasi Mental
untuk Bangkitkan Optimisme, Jakarta: Elex Media Komputindo, 2010.
Pasiak, Taufiq, Manajemen Kecerdasan,
Bandung: Mizan, 2006.
Ubaedy, An, Berkarier di Era Global,
Jakarta: Elex Media Komputindo, 2008.
[1] Lorens Bagus, Kamus Filsafat, (Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama, 1996), hal. 756.
[2] An Ubaedy, Berkarier di Era Global, (Jakarta : Elex Media
Komputindo, 2008), hal. 210.
[3] Lorens Bagus, Kamus Filsafat, (Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama, 1996), hal. 837-838.
[4] Pangkalan ide, Imunisasi
Mental untuk Bangkitkan Optimisme, (Jakarta:Elex Media Komputindo,2010),hal.2.
[5] M. Syafi’ie el-Bantanie, Cara Nyata Mempercepat Pertolongan Allah, (Jakarta:
Wahyu Media, 2009), hal. 50-52.
[6]An Ubaedy, Berkarier di Era Global, (Jakarta : Elex Media
Komputindo,2008), hal. 213-214.
[7] Taufiq Pasiak, Manajemen Kecerdasan, (Bandung: Mizan, 2006),
hal. 149-151.
[8] Ibid,.hal. 210-211.
[9] Pangkalan Ide, Imunisasi Mental
untuk Bangkitkan Optimisme, (Jakarta:Elex Media Komputindo, 2010), hal.14.
[10] http://media.kompasiana.com/new-media/2014/01/20/makalah-optimis-vs-pesimis-627697.html diakses hari Minggu tanggal
4 Mei 2014.
[11] Ibid.