Kamis, 09 Juni 2016

PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN SEKOLAH

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Sebuah sekolah adalah organisasi yang kompleks dan unik sehingga memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi. Oleh sebab itu, kepemimpinan yang berhasil seperti halnya tercapainya tujuan sekolah, serta tujuan dari para individu yang ada di dalam lingkungan sekolah, harus memahami dan menguasai peranan organisasi dan hubungan kerja sama antara individu. Pada saat ini masalah kekepala sekolahan, merupakan suatu peran yang menuntut persyaratan kualitas kepemimpinan yang kuat. Bahkan telah berkembang menjadi tuntutan yang meluas dari masyarakat, sebagai kriteria keberhasilan sekolah diperlukan adanya kepemimpinan kepala sekolah yang berkualitas.
Pengembangan kepemimpinan menjadi salah satu upaya dalam mencapai tingkat keberhasilan tersebut. Hal tersebut tentu tak lepas dari campur tangan dari berberapa pihak. Baik dari dalam sekolah mapun luar sekolah. Penggunaan berbagai strategi pengembangan mutlak diperlukan.
Sebagian dari kita mungkin belum memahami konsep pengembangan kepemimpinan pendidikan di sekolah/madrasah. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dijelaskan tentang pengembangan kepemimpinan di sekolah/madrasah.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari pengembangan kepemimpinan sekolah/ madrasah?
2.      Bagaimana cara pengembangan kepemimpinan sekolah/ madrasah?
3.      Bagaimana langkah-langkah prosedur pengembangan kepemimpinan sekolah/ madrasah?
4.      Siapa yang bertanggung jawab dalam pengembangan kepemimpinan sekolah/ madrasah?

C.    Tujuan
1.      Mengetahui pengertian dari pengembangan kepemimpinan sekolah/ madrasah.
2.      Mengetahui bagaimana cara pengembangan kepemimpinan sekolah.
3.      Mengetahui langkah-langkah prpsedur pengembangan kepemimpinan sekolah/ madrasah.
4.      Mengetahui siapa yang bertanggungjawab dalam pengembangan kepemimpinan sekolah/ madrasah.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Pengembangan Kepemimpinan
Pengembangan kepemimpinan adalah usaha untuk meningkatkan kemampuan kepemimpinan ketingkat yang lebih tinggi. Maksudnya peningkatan kemampuan pemimpin menuju taraf yang lebih matang melalui pendidikannya, juga pengalaman terhadap kepemimpinan.
Pengembangan kepemimpinan menurut Kartini Kartono adalah usaha yang dilakukan secara sistematis dan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, kemahiran teknis, ketrampilan sosial, sikap, dan tingkah laku pemimpin melalui pendidikan, latihan dan berbagai penugasan.
Selain itu pengembangan kepemimpinan juga dapat diartikan perluasan kapasitas seseorang untuk menjadi efektif dalam peran dan proses kepemimpinan.
Peran dan proses kepemimpinan merupakan peran dan proses yang memungkinkan kelompok orang dapat bekerja bersama dengan cara yang produktif dan bermanfaat. Ada tiga hal penting dalam definisi pengembangan kepemimpinan ini, yaitu:
1.      Pengembangan kepemimpinan diarahkan pada pengembangan kapasitas inividu, atau tujuan utamanya adalah kapasitas individu.
2.      Apa yang membuat seseorang efektif dalam peran dan proses kepimimpinan. Setiap orang dalam kehidupannya harus mengambil peran dan berpartisipasi dalam proses kepemimpinan agar dapat melaksanakan tanggung jawabnya dalam masyarakat sekitarnya, organisasi dimana mereka bekerja, kelompok profesional dimana mereka diakui keberadaannya, tetangga dimana mereka bermasyarakat, dan seterusnya.
3.     Individu dapat memperluas kapasitas kepemimpinannya. Kuncinya adalah bahwa setiap orang bisa belajar, tumbuh dan berubah (Cynthia D. McCauley, Russ . Moxley, Ellen Van Velsor, 1998:4)
Dari defenisi tersebut jelas dapat diketahui bahwa tujuan dilaksankannya pengembangan kepemimpinan adalah untuk meningkatkan kemampuan. Guna memperbaiki diri dan memajukan organisaasi yang di pimpinnya. Sehingga tujuan dari organisasi tersebut bisa tercapai. Selain itu yang melaksanakan pengembangan kepemimpinan, khususnya dalam dunia pendidikan adalah pengawas pendidikan yang dalam naungan pendidikan, sedangkan untuk selain dunia pendidikan adalah organisasi atau lembaga yang bersangkutan itu sendiri.
Semua organisasi pendidikan membutuhkan pemimpin yang baik yang bertanggung jawab. Kerja sama tim diperlukan untuk menghadapi transformasi secara periodik. Suksesi di bagian pemimpin organisasi mungkin  tidak lagi menjadi media untuk melatih dan memilih satu orang untuk mengantikan yang lain. Suksesi bisa menjadi proses pengembangan kepemimpinan pendidikan.[1] Sehingga dengan suskesi tersebut diharapkan terbentuknya seorang pemimpin yang mampu bertanggung jawab dan memanegerial sebuah organisasi pendidikan tersebut dalam mengahadapi perubahan yang terus menerus.

B.     Cara Pengembangan Kepemimpinan Sekolah/ Madrasah
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku pemimpin, diantaranya keahlian dan pengetahuan yang dimilikinya, jenis pekerjaan atau lembaga yang dipimpinnya, sifat-sifat dan kepribadiannya, sifat-sifat dan kepribadian pengikutnya, serta sangsi-sangsi yang ada di tangan pemimpin (kekuatan-kekuatan yang dimilikinya).[2] Faktor-faktor ini tentunya juga memiliki pengaruh dalam pengembangan kemampuannya. Secara internal, seorang pemimpin dapat melakukan hal-hal yang dapat mengembangkan kemampuannya, diantaranya:
1.      Senantiasa belajar dari pekerjaan sehari-hari terutama dari cara kerja anggotanya.
2.      Melakukan observasi kegiatan manajemen secara terencana.
3.      Membaca berbagai hal yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang sedang dilaksanakan.
4.      Memanfaatkan hasil-hasil penelitian orang lain.
5.      Berfikir untuk masa yang akan datang.
6.      Merumuskan ide-ide yang dapat diuji cobakan.[3]

Menurut Wahjosumidjo terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kepemimpinan pendidikan (kepala sekolah), yaitu: memberikan perhatian secara sistemik dan terus menerus terhadap siklus kegiatan : rekruitmen, seleksi, pengangkatan, penempatan, pembinaan, evaluasi terhadap kepala sekolah, dan komputerisasi di sekolah.[4]
a.       Seleksi kepala sekolah
Untuk memperbaiki kepemimpinan erat kaitannya dengan pendekatan sifat dan pemanfaatan hasil-hasil dari studi sifat. Proses seleksi seharusnya dilakukan oleh suatu unit yang bertanggung jawab di bidang sumber daya manusia yang mempunyai tugas untuk mengadakan identifikasi orang – orang yang memiliki potensi tinggi sebagai calon seorang pemimpin atau administrator.
Melalui proses seleksi, mulai tahap awal, praseleksi, seleksi, telah diusahakan langkah-langkah seperti penentuan persyaratan, pengaitan antara kualifikasi calon dengan spesifikasi jabatan kepala sekolah, terpilihnya calon yang cocok untuk jabatan kepala sekolah. Kemudian tahap selanjutnya yaitu tahap pengangkatan dan penempatan. Dengan proses seleksi diharapkan menghasilkan calon-calon kepala sekolah yang terpilih secara objektif sesuai dengan persyaratan serta kompetensi yang diharapkan.
b.      Pengangkatan dan Penempatan Kepala Sekolah
Setelah seleksi dilaksanakan menyusullah proses pengangkatan dan penempatan kepala sekolah. Proses ini sangat ditentukan oleh hasil yang dicapai dalam proses seleksi dimana di dalam proses seleksi telah dipilih, dan ditentukan calon-calon terbaik melalui berbagai cara atau pendekatan baik melalui pemeriksaan dokumen, tes dan interview.
c.       Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)
Pelatihan merupakan metode yang paling banyak dipakai untuk memperbaiki kepemimpinan. Pendidikan dan pelatihan merupakan bentuk pengembangan sumber daya manusia yang amat strategis. Sebab dalam program pendidikan dan pelatihan selalu berkaitan dengan masalah nilai, norma, dan perilaku individu dan kelompok. Program pendidikan dan pelatihan selalu direncanakan untuk tujuan-tujuan seperti pengembangan pribadi, pengembangan profesional, pemecahan masalah, tindakan yang remidial, motivasi, meningkatkan mobilitas, dan keamanan anggota organisasi.
Tujuan utama pendidikan dan pelatihan kepala sekolah adalah untuk memperoleh kecakapan khusus yang diperlukan oleh kepala sekolah dalam rangka pelaksanaan tugas – tugas kepemimpinan sekolah. Pelatihan harus menjadi suatu yang berkelanjutan atau paling tidak merupakan suatu bagian kehidupan dan pelaksanaan tujuan yang diulang kembali.
d.      Evaluasi Kepala Sekolah
Disamping seleksi, program pendidikan dan pelatihan ada cara lain yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas kepemimpinan kepala sekolah, yaitu melalui evaluasi kepala sekolah. Evaluasi merupakan proses yang berkelanjutan dilaksanakan secara terus menerus. Tujuan utama evaluasi kepala sekolah adalah untuk mempengaruhi atau memotivasi tumbuhnya perubahan efektif di dalam perilaku berikutnya dari seorang kepala sekolah.

C.    Langkah-langkah Prosedur Pengembangan Kepemimpinan Pendidikan
Langkah-langkah prosedur yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kepemimpinan pendidikan yaitu:[5]
a.       Menyiapkan calon-calon pemimpin pendidikan melalui pendidikan dan latihan jabatan khusus.
b.      Penyeleksian dan penempatan tenaga-tenaga pimpinan pada posisi-posisi yang tepat berlandaskan kriteria-kriteria obyektif sesuai dengan kemampuan yang nyata dari calon pemimpin pendidikan tersebut.
c.       Melaksanakan secara kontinyu kegiatan-kegiatan yang bersifat “up-grading” dan “in-service training” kepemimpinan dan bentuk-bentuk kegiatan lainnya yang bersifat meningkatan mutu jabatan kepemimpinan pendidikan.
d.      Keberanian dan kejujuran pemimpin untuk menilai kualitas dan efektifitas kepemimpinannya sendiri dengan menyusun dan mengisi satu daftar pertanyaan dalam bentuk “self evaluation chehck list” atau angket yang diisi oleh orang-orang yang dipimpinnya, dan dari penilaian itu dimulai usaha-usaha kearah perbaikan dan pertumbuhan pribadi dan profesi sebagai pemimpin sesuai dengan peranan-peranan fungsional yang diharapkan.

Adapun langkah-langkah lain dalam mengembangkan kepemimpinan pendidikan antara lain:[6]
a.       Rendah hati
Banyak orang yang mendapatkan kekuasaan, dan mereka begitu saja melepaskannya. Sebagai pemimpin, pekerjaan Anda adalah memimpin. Anda tidak bisa melakukannya jika menurut Anda posisi Anda diatas orang lain.
b.      Menentukan tujuan
Dibutuhkan untuk menjadi seorang pemimpin. Banyak orang yang menentukan tujuan dan didalam perjalanannya, mereka kehilangan arah. Ini biasanya dikarenakan menentukan tujuan yang tidak bisa dicapai. Tentukan tujuan yang bisa diraih sehingga tidak berakhir dengan kekecewaan.
c.       Berusaha keras untuk mencapai yang terbaik
Untuk menjadi pemimpin yang besar, Anda tidak bisa berleha-leha dengan kehidupan Anda, Anda harus berusaha keras untuk melakukan segala sesuatunya dengan yang terbaik.
d.      Mempertahankan posisi Anda
Seorang pemimpin memerlukan reputasi yang menonjol. Ketika seseorang mendengar namanya, maka akan mengaitkanya dengan pekerjaan besar yang pernah dilakukannya, atau bagaimana mereka bisa mengelola sesuatu.
e.       Belajar dari kesalahan
Mereka belajar dari kesalahan dan merubahnya menjadi sesuatu yang produktif. Ini harus dilakukan atau jika tidak Anda akan berputar-putar di masalah yang sama.
f.       Berpikiran terbuka
Orang-orang disekitar Anda mungkin memiliki sesuatu untuk dikontribusikan dan dengan berpikiran terbuka Anda akan memiliki peluang yang tidak terbatas.
g.      Percaya diri
Anda tidak bisa berharap orang lain percaya pada Anda jika Anda tidak percaya pada diri sendiri. Percaya diri tidak membuat Anda lebih baik dari orang lain, ini hanya menunjukkan Anda memiliki kelas dan karakter.
h.      Memberi
Bersedia untuk memberi. Jika Anda melakukan ini, makin banyak orang yang bersedia melakukan sesuatu tanpa mengeluh.
i.        Memenuhi janji
Jika Anda bilang akan melakukan sesuatu, pastikan Anda melakukannya.
j.        Mendengarkan
Anda harus mau mendengarkan dan memahami apa yang dirasakan sekitar Anda. Mungkin Anda pemimpinnya, tapi perasaan mereka sama pentingnya seperti Anda.


D.    Pihak yang Berwenang dan Bertanggungjawab dalam Pengembangan Kepemimpinan Sekolah / Madrasah
Menjadi tugas dan wewenang pengawas sekolah, kemudian pihak pengawas sekolah bertanggungjawab/ melaporkan hasil kepada Kepala Dinas Pendidikan Nasional. Tanggungjawab pengawas sekolah ini berdasar pada Kepmen Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. 118 Tahun 1996.[7]
Adapun tanggungjawab pengawas sekolah sebagai berikut:
1.      Melaksanakan pengawasan pendidikan di sekolah sesuai dengan penugasannya pada TK/RA/BA, SD/MI/SDLB, SMP/MTs, SMA/MA/SLB.
2.      Meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar serta bimbingan peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
Sedangkan secara khusus, Ametembun (1981) mengupas tanggungjawab pengawas sekolah sebagai berikut:[8]
a.       Membina kepala sekolah dan guru-guru untuk lebih memahami tujuan pendidikan yang sebenarnya dan peranan sekolah dalam merealisasikan tujuan tersebut.
b.      Membantu kepala sekolah untuk mempopulerkan pengembangan program pendidikan di sekolah kepada masyarakat.
c.       Membantu kepala sekolah dan guru mengadakan diagnosis secara kritis terhadap aktifitas-aktifitasnya dan kesulitan belajar serta membantu mereka dalam merencanakan perbaikan-perbaikan.
d.      Meningkatkan kesadaran kepala sekolah, guru-guru dan warga sekolah lain terhadap cara kerja yang demokratis dan komprehensif.
e.       Membantu kepala sekolah dan guru-guru dalam mengevalusi aktifitasnya untuk mengembangkan aktifitas dan kreatifitas peserta didik.
Adapun wewenang pengawas sekolah sebagai berikut:
1.      Memilih dan menentukan metode kerja untuk mencapai hasil yang optimal dalam melaksanakan tugas dengan sebaik sebaik-baiknya sesuai dengan kode etik profesi, menetapkan tingkat kinerja guru dan tenaga lain yang diawasi serta faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kepemimpinan.
2.      Menentukan dan atau mengusulkan program pembinaan serta melakukan pembinaan.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Pengembangan kepemimpinan adalah usaha untuk meningkatkan kemampuan kepemimpinan ketingkat yang lebih tinggi. Maksudnya peningkatan kemampuan pemimpin menuju taraf yang lebih matang melalui pendidikannya, juga pengalaman terhadap kepemimpinan.
Cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kepemimpinan pendidikan (kepala sekolah), yaitu: memberikan perhatian secara sistemik dan terus menerus terhadap siklus kegiatan: rekruitmen, seleksi, pengangkatan, penempatan, pembinaan, evaluasi terhadap kepala sekolah, dan komputerisasi di sekolah.
Langkah-langkah prosedur dalam mengembangkan kepemimpinan sekolah/ madrasah diantaranya: menyiapkan calon-calon pemimpin melalui pendidikan dan latihan, menyeleksi dan menempatkan tenaga-tenaga pimpinan pada posisi yang tepat, melaksanakan secara kontinyu kegiatan-kegiatan yang bersifat meningkatkan mutu jabatan kepemimpinan serta keberanian dan kejujuran pemimpin untuk menerima kritik dan saran yang membangun dari yang dipimpin kemudian menindak lanjutinya dengan tindakan yang nyata.
Pihak yang bertanggungjawab dalam pengembangan kepemimpinan sekolah/ madrasah adalah pengawas sekolah, kemudian pihak pengawas sekolah bertanggungjawab/ melaporkan hasil kepada Kepala Dinas Pendidikan Nasional.

DAFTAR PUSTAKA

Indrafachrudi, Soekarto dkk. 1983.  Pengantar Kepemimpinan Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Mulyasa, E. 2004, Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Munajat, Nur. 2011.  Handout Leadership. Yogyakarta: FTK UIN SUKA.
Ngalim, Purwanto, M. 1987, Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Rohmat, 2010. Kepemimpinan Pendidikan Strategi Menuju Sekolah Efektif. Yogyakarta: Cahaya Ilmu.
Wahyosumidjo. 2003. Kepemimpinan Kepala Sekolah (Tinjauan Teoritik dan Permasalahanya). Jakarta: PT RajaGrafindo.
Novita Rahmawati, http://tata-vyruzt.blogspot.com/2012/01/pengembangan-kepemimpinan-pendidikan.html, diakses 4 Desember 2013, pukul 19.56 WIB.






[1] Rohmat, Kepemimpinan Pendidikan Strategi Menuju Sekolah Efektif, (Yogyakarta: Cahaya Ilmu), 2010, hlm. 99-100.
[2] M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya), 1987, hlm. 59-61.
[3] E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), 2004, hlm. 127.
[4] Wahyosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahanya, (Jakarta: PT RajaGrafindo), 2003, hlm. 54.
[5] Soekarto Indrafachrudi dkk, Pengantar Kepemimpinan Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional), 1983, hlm. 39.
[6] Novita Rahmawati, http://tata-vyruzt.blogspot.com/2012/01/pengembangan-kepemimpinan-pendidikan.html, diakses 4 Desember 2013, pukul 19.56 WIB.
[7] Nur Munajat, Handout Leadership, (Yogyakarta: FTK UIN SUKA, 2011).
[8] E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah,….hlm. 157.