Senin, 10 Agustus 2015

OPTIMISME VS PESIMISME


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Dewasa ini kata optimis dan pesimis merupakan kata yang sudah sangat akrab kita dengar. Keduanya hampir tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan masa kini. Dan hampir semua orang pernah mengalami hal tersebut.
Begitu pula dengan dunia pendidikan di Indonesia, sikap optimis dan pesimis selalu mewarnai jalannya proses pendidikan. Seperti yang terjadi pada kurikulum akhir-akhir ini, yang bisa dikatakan sudah menjadi tradisi ketika ganti Menteri maka akan ganti juga kurikulumnya. Dengan adanya perubahan kurikulum tersebut tidak sedikit menimbulkan pro dan kontra, ada yang optimis jika kurikulum baru bisa lebih memajukan pendidikan di Indonesia dan ada juga yang pesimis. Sikap tersebut sangat wajar karena di Indonesia terdapat beragam suku, agama, budaya, bahasa, dan lain sebagainya sehingga tidak mudah untuk menjalankan kurikulum baru apalagi pada lingkup negara yang sangat luas.
Dan di dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai sikap optimis dan pesimis tetapi masih dalam lingkup yang lebih umum. Pembahasannya meliputi pengertian, ciri-ciri, dan dampak optimisme dan pesimisme, serta langkah-langkah untuk menumbuhkan sikap optimis dan menghilangkan sikap pesimis.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana pengertian optimisme dan pesimisme?
2.      Bagaimana ciri-ciri orang yang memiliki sifat optimis dan pesimis?
3.      Apa saja dampak dari sikap optimis dan pesimis?
4.      Bagaimana cara menumbuhkan sikap optimis dan menghilangkan sikap pesimis?

C.    Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui pengertian optimisme dan pesimisme.
2.      Mengetahui ciri-ciri orang yang memiliki sifat optimis dan pesimis.
3.      Mengetahui dampak dari sikap optimis dan pesimis.
4.      Mengetahui cara menumbuhkan sikap optimis dan mengilangkan sikap pesimis.

BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Optimisme dan Pesimisme
Optimisme berasal dari bahasa latin optimus (yang terbaik). Berikut beberapa pengertian optimisme, yaitu:
1.      Pandangan bahwa segala sesuatu diatur demi yang terbaik.
2.      Dalam pengertian psikologis, optimisme merupakan sikap pikiran yang condong melihat segala sesuatu dari seginya yang baik.
3.      Dalam pengertian metafisik, optimisme merupakan pandangan bahwa dunia yang sekarang ini sebagai ekspresi kebijaksanaan dan kebaikan Allah, merupakan yang terbaik dari semua dunia yang mungkin ada.[1]
Optimisme adalah doktrin hidup yang mengajari kita untuk meyakini adanya kehidupan yang lebih baik buat kita (punya harapan). Orang optimis adalah orang yang yakin (dengan alasan-aalsan yang dimilikinya) bahwa ada kehidupan yang lebih baik dihari esok. Optimisme berarti kecenderungan batin untuk merencanakan aksi, peristiwa, atau hasil yang lebih baik. Optimisme berarti menjalankan apa yang kita yakini atau apa yang dibutuhkan oleh harapan kita.[2]
Pesimisme berasal dari bahasa Latin pessimus yang artinya terburuk. Pesimis adalah kecenderungan memandang segala sesuatu dari segi yang buruk dan segi yang tidak mengandung harapan. Dari segi psikologis, pesimisme merupakan sikap umum yang mendorong orang melihat sisi buruk dari segala sesuatu. Sedangkan dari segi metafisik, pesimisme merupakan pandangan yang mengatakan bahwa hakikat segala sesuatu pada dasarnya ialah kejahatan atau sesuatu yang negatif.[3]
Ungkapan gelas setengah penuh dan setengah kosong digunakan untuk cara pandang orang yang optimistic dan orang yang pesimistik. Bagi orang optimistic, gelas yang berisi  air sampai setengah dipandang sebagai setengah penuh. Sedangkan bagi orang pesimistik gelas tersebut dianggap sebagai setengah kosong. Ungkapan tersebut menerangkan bahwa situasi yang sama bisa dipandang berbeda. Apabila si optimis mempunyai banyak masalah maka ia akan memandangnya dengan positif. Berbeda dengan si pemisis yang memandangnya sebagai kesialan.
Menurut laporan dalam epidemilogi, pesimis yang stress berkemungkinan 4 kali lebih tinggi terserang pilek daripada orang optimis. Bahkan dalam berbagai penelitian juga menunjukkan bahwa stress dapat mengganggu system imun dan mengakibatkan kita lebih rentan terhadap virus.[4]

B.       Ciri-ciri Orang yang Optimis dan Pesimis
Ciri-ciri orang yang optimis:
1.      Melihat kesulitan sebagai ujian menuju kesuksesan bukan sebuah kegagalan.
2.      Orang optimis selalu bersemangat dalam meraih cita-citanya dengan bekerja keras secara cerdas untuk menghasilkan suatu yang terbaik.
3.      Orang yang optimis mampu melihat peluang dibalik tantangan, kesempatan dibalik kesempitan, kemudahan dibalik kesulitan, dan dia selalu bergairah untuk berjuang mewujudkannya.[5]
4.      Mempunyai perasaan yang bagus terhadap dirinya.
5.      Mempunyai fokus langkah yang selektif, sasaran usaha yang jelas.
6.      Memiliki bentuk keyakinan yang membangkitkan.
7.      Memiliki perasaan diberkati rahmat Tuhan dan mampu menikmati hidup.
8.      Mampu menggunakan akal sehat dalam menghadapi tang tangan hidup.[6]
Ciri-ciri orang yang pesimis:[7]
1.      Jika berbuat salah, memberi label atau gelar yang buruk pada diri sendiri.
2.      Jika tidak berhasil melakukan sebuah pekerjaan, lebih suka melihat hal-hal negatif ketimbang hal-hal positif.
3.      Jika melakukan kesalahan kecil, akan membesar-besarkan atau melebih-lebihkan.
4.      Mudah curiga. Contoh jika sms anda tidak dibalas oleh kawan yang anda kirimi, anda langsung memvonis bahwa kawan itu tidak suka lagi, meremehkan anda atau tidak mau diganggu.
5.      Melihat hidup ini hanya hitam dan putih. Orang pesimis menganggap bahwa hidup ini hanya ada gagal atau berhasil, suka atau tidak suka, benci atau rindu, iya atau tidak.
6.      Jika ada kejadian yang beruntun dan kompleks mudah dan cepat sekali mengambil kesimpulan.
7.      Melakukan over generalisasi yang negatif. Maksudnya seseorang yang pesimis menganggap bahwa orang yang pernah melakukan kesalahan pada dirinya akan melakukan hal yang sama seterusnya.
8.      Lebih cenderung mencari untung untuk diri sendiri.

C.      Dampak Optimisme dan Pesimisme
1.      Dampak Sikap Optimis
Optimis merupakan sikap manusia yang selalu didominasi oleh pikiran positif dan melihat segala sesuatu dengan sudut pandang yang terbaik. Berikut adalah dampak dari bersikap optimis :[8]
a.       Mendapat energi positif (dorongan). Harapan dibutuhkan untuk mengeluarkan energi positif. Harapan yang bagus akan memunculkan energi dorongan yang lebih bagus. Kehidupan yang lebih bagus tidak dapat diwujudkan dengan hanya harapan, namaun untuk meraihnya dibutuhkan harapan yang bagus. Orang yang memiliki sikap optimis selalu mempunyai harapan dalam hidupbya dan dibuktikan dengan tindakan yang sebaik-baiknya.
b.      Tidak takut dalam menghadapi masalah. Orang yang optimis Memiliki perlawanan dan kemauan yang kuat untuk menyelesaikan masalah atau hamabatan, dan berkeyakinan kuat bahwa dirinya akan berhasil.
c.       Dapat menerima fakta hidup dengan kesadaran tanapa banyak mengeluh maupun protes.

2.      Dampak Sikap Pesimis
Pesimis adalah sikap manusia yang selalu didominasi oleh pikiran negatif, melihat segala sesuatu dengan fokus pada hal buruk dan jahat. Berikut adalah dampak dari orang yang memiliki sikap pesimis :
a.       Ketika mengalami kepedihan atau musibah, orang cenderung menjadi peka. Pada saat itu pesimisme dapat muncul sebagai akibat pemberontakan yang kuat dalam emosi dan perasaan seseorang. Pesimisme yang memasuki pikiran dengan cara ini meninggalkan pengaruhnya pada proses pemikiran orang.
b.      Orang yang menderita pesimisme jelas mengalami rasa sepi dan curiga ketika berurusan dengan orang lain. Sebagai akibat situasi yang tak memuaskan itu, orang ini menghancurkan kemampuannya untuk berkembang dan maju dan, dengan begitu, menakdirkan dirinya pada kehidupan yang tak diinginkan. Berdasarkan fakta-fakta ini, pesimisme merupakan faktor utama dalam kasus bunuh diri.
c.       Keindahan ciptaan tidak terwujud di mata orang pesimisme. Selain itu, kebahagiaan akan tampil kepadanya dalam busana kebosanan dan nestapa. Orang yang pikirannya menjadi demikian negatif akan kehilangan segala keuntungan dari kemampuannya, karena dengan khayalannya orang pesimis akan menyia-nyiakan hidupnya dan lupa akan manfaat-manfaat besar yang akan dicapainya.

D.      Langkah-Langkah Menumbuhkan Sikap Optimis dan Menghilangkan Sikap Pesimis
Langkah Menumbuhkan Sikap Optimis antara lain sebagai berikut :
1.      Pusatkan terus pada yang positif. Dalam menghadapi segala permasalahan maka berpikir positif akan lebih memusatkan perhatian pada suatu permasalahan atau keadaan yang bagaimana yang harus terjadi.
2.      Bergabung dengan orang yang positif. Gunakan waktu untuk bersama dengan orang-orang yang punya hasrat dan tekad yang sama untuk sukses.[9]
3.    Temukan hal-hal positif dari pengalaman kita di masa lalu.
4.    Tata kembali target yang hendak kita capai.
5.    Pecah target besar menjadi target-target kecil yang segera dapat dilihat keberhasilannya.
6.    Bertawakallah kepada Allah setelah melakukan ikhtiar.
7.    Ubah pandangan diri kita terhadap kegagalan.
8.    Yakinkan kepada diri kita bahwa Allah SWT akan selalu menolong dan memberi jalan keluar. [10]
Langkah menghilangkan sikap pesimis adalah sebagai berikut:[11]
1.    Bangun sikap optimis.
2.    Hilangkan sikap ragu dalam diri Tentukan tujuan hidup sebenarnya.
3.    Kuatkan iman dalam diri.
4.    Percaya pada Allah SWT, bahwa Allah akan selalu menolong kita dalam kondisi apapun

BAB III
ANALISIS

Optimisme merupakan suatu pandangan yang melihat segala sesuatu dari segi baiknya. Sedangkan pesimisme adalah pandangan yang melihat segala sesuatu dari sisi buruknya.
Menjadi optimis dan pesimis itu ada perbedaan dalam menghadapi kenyataan. Orang yang pesimis adalah orang yang sudah mempersiapkan diri untuk keadaan yang buruk, sementara orang yang optimis adalah orang yang sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi hal-hal baik. Seorang yang pesimis sudah menempatkan dirinya pada posisi jatuh.
Optimisme dan pesimisme memilki ciri-ciri yang berbeda dalam memandang hidup dan menghadapi masalah. Orang optimis selalu menganggap semua masalah adalah ujian untuk hidupnya agar lebih baik, sedangkan orang pesimis dalam menghadapi masalah mengganggap masalah sebagai takdir buruk yang terjadi padanya.
Sikap optimis dan pesimis sangat mempengaruhi kesehatan tubuh. Karena orang pesimis mudah mengalami depresi dan stress dan hidupnya penuh dengan tekanan. Berbeda dengan orang optimis yang mempunyai pola hidup yang positif dan kesehatan mentalnya terjaga.
Menumbuhkan sikap optimis dan menghilangkan sikap pesimis tidak mudah, namun jika langkah-langkah yang ada dilakukan dengan kemauan yang sungguh-sungguh dan terus-menerus pasti bisa tecapai.

BAB IV
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Optimisme merupakan sikap pikiran yang condong melihat segala sesuatu dari seginya yang baik. Pesimisme merupakan sikap umum yang mendorong orang melihat sisi buruk dari segala sesuatu. Pola hidup optimisme dan pesimisme berbeda, di saat terjadi sesuatu yang buruk orang optimis tidak menyalahkan dirinya. Karena dia selalu percaya bahwa kejadian buruk akan diikuti dengan kejadian yang menyenangkan. Sebaliknya orang yang pesimis menganggap kejadian buruk akan menghancurkan hidupnya untuk selamanya.
  
DAFTAR PUSTAKA

Bagus, Lorens, Kamus Filsafat, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,1996.
el-Bantanie, M. Syafi’ie, Cara Nyata Mempercepat Pertolongan Allah, Jakarta: Wahyu Media, 2009.
Pangkalan Ide, Imunisasi Mental untuk Bangkitkan Optimisme, Jakarta: Elex Media Komputindo, 2010.
Pasiak, Taufiq, Manajemen Kecerdasan, Bandung: Mizan, 2006.
Ubaedy, An, Berkarier di Era Global, Jakarta: Elex Media Komputindo, 2008.



[1] Lorens Bagus, Kamus Filsafat, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1996), hal. 756.
[2] An Ubaedy, Berkarier di Era Global, (Jakarta : Elex Media Komputindo, 2008), hal. 210.
[3] Lorens Bagus, Kamus Filsafat, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1996), hal. 837-838.
[4] Pangkalan ide, Imunisasi Mental untuk Bangkitkan Optimisme, (Jakarta:Elex Media Komputindo,2010),hal.2.
[5] M. Syafi’ie el-Bantanie, Cara Nyata Mempercepat Pertolongan Allah, (Jakarta: Wahyu Media, 2009), hal. 50-52.
[6]An Ubaedy, Berkarier di Era Global, (Jakarta : Elex Media Komputindo,2008), hal. 213-214.
[7] Taufiq Pasiak, Manajemen Kecerdasan, (Bandung: Mizan, 2006), hal. 149-151.
[8] Ibid,.hal. 210-211.
[9] Pangkalan Ide, Imunisasi Mental untuk Bangkitkan Optimisme, (Jakarta:Elex Media Komputindo, 2010), hal.14.
[11] Ibid.