Selasa, 11 April 2017

Pendekatan Berbasis Masalah


A.    Ringkasan atau poin-poin penting bahan kajian
Model pembelajaran Problem Based Learning atau pembelajaran berbasis masalah adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berfikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah.
Pembelajaran Berbasis Masalah melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran yang aktif, kolaboratif, berpusat kepada peserta didik, yang mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan belajar mandiri yang diperlukan untuk menghadapi tantangan dalam kehidupan dan karier, dalam lingkungan yang bertambah kompleks sekarang ini. Pembelajaran Berbasis Masalah dapat pula dimulai dengan melakukan kerja kelompok antar peserta didik. peserta didik menyelidiki sendiri, menemukan permasalahan, kemudian menyelesaikan masalahnya di bawah petunjuk fasilitator (guru).
Pembelajaran berbasis masalah dapat ditelusuri melalui tiga aliran pemikiran pendidikan yaitu Dewey dan Kelas Demokratis: Kontruktivisme Piaget dan Vygotsky, Belajar Penemuan Brunner.
Pembelajaran berbasis masalah menemukan akar intelektualnya pada penelitian John Dewey. Dewey menyampaikan pandangan bahwa sekolah seharusnya menjadi miniatur masyarakat, dan kelas merupakan laboratorium untuk memecahkan masalah kehidupan nyata. Dewey menganjurkan guru untuk mendorong siswa terlibat dalam proyek atau tugas yang berorientasi masalah dan membantu mereka menyelidiki masalah-masalah intelektual dan sosial. PBM juga dikembangkan diatas pandangan kontrutivis kognitifnya Piaget dan Vygotsky. Pandangan ini banyak didasarkan pada teorinya Piaget yang mengemukakan bahwa siswa harus aktif dalam mencari informasi dan membangun pengetahuannya sendiri. Menurutnya, pengetahuan tidaklah statis, tetapi selalu berevolusi. Vygotsky juga mengemukakan bahwa perkembangan intelektual terjadi saat individu berhadapan dengan pengalaman baru. dalam memperoleh pemahaman, siswa mengaitkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya. Vygotsky mengemukakan bahwa interaksi sosial akan mendorong terbentuknya ide baru dan memperkaya perkembangan intelektual siswa. sedangkan Bruner berpendapat bahwa berusaha sendiri untuk memecahkan masalah dan pengetahuan lainnya akan menhasilkan pengetahuan yang lebih bermakna.
Langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah: Merumuskan masalah, menganalisis masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, pengujian hipotesis, dan merumuskan rekomendasi pemecahan masalah.
Beberapa kelemahan pendekatan ini diantaranya: ketika siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba, keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem solving membutuhkan cukup waktu untuk persiapan, dan tanpa pemahaman maka mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.

Referensi:

Mudlofir, Ali, Aplikasi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Bahan Ajar dalam Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Rajawali, 2011.

Abduh, Muhammad, Model Pembelajaran Berbasis Masalah pada Berbagai Jenjang Pendidikan, Jurnal Shautut Tarbiyah, Vol. 23, November, 2010.

Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Preneda Sanjaya, 2011.


B.     Pertanyaan-pertanyaan penting tentang bahan kajian
1.      Berikan contoh konkrit, implementasi pendekatan ini dalam pembelajaran PAI !
2.      Jika dilihat dari organisasi kurikulum, pendekatan ini termasuk correlated curriculum atau integrated curriculum?, berikan argumentasinya!
3.      Bagaimana langkah evaluasi dan format penilaian pendekatan ini dalam pembelajaran?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar